Rabu, 04 Januari 2012

Tugas Teknologi Informasi "Aquaculture Bioinformatic"

MICROARRY  ANALYSES OF SHRIMP IMMUNE RESPONSES

Akuakultur udang adalah salah satu food producing utama industri di dunia. Ada beberapa masalah yang ada saat ini yaitu termasuk digunakan dan faktor lingkungan. Tingkat masalah dalam sistem kekebalan tubuh udang ditingkat molekuler mulai dipahami. Peninjauan respon udanguntuk beberapa masalah ini menggunakan high-throughput, analisis microrary, termasuk virus sindrom bercak putih, kepala kuning, Vibrio spp, peptidoglikan, oxytetracycline dan asam oxolinic.
            Udang EST memberikan pengamatan pertama untuk menggambarkan ekspresi diferensial host pada transkripsi tingkat kondisi percobaan yang berbeda. Karena
seluruh genom udang belum diselesaikan, besar koleksi EST udang berharga tidak hanya untuk gen identifikasi, tetapi juga untuk mikroarray cDNA. Mikroarray telah digunakan untuk menyelidiki ekspresi gen oleh virus sindrom titik putih (WSSV), yang menyebabkan kerusakan ekonomi yang besar untuk budidaya udang industri di seluruh dunia. Profil ekspresi gen global virus telah diperiksa selama tiga virus sindrom bercak putih
strain (WSSV-Taiwan, WSSV-Thailand, dan WSSVChina) P. monodon eksperimental dari terinfeksi dan lobster (Cambarus clarkia). Dengan menggunakan DNA virus microarray data base yang diperoleh dari berbagai perlakuan eksperimen, beberapa sifat tertentu WSSV telah ditandai termasuk latency-gen terkait, segera-awal gen, promotor motif putatif, dan yang paling sangat diekspresikan gen virus.
Selain penyakit virus, penyakit bakteri seperti vibriosis juga menjadi perhatian dari udang budidaya industri. Vibriosis menyebabkan mortalitas yang tinggi dan serius ekonomi kerusakan di kedua pembenihan udang dan tumbuh-out kolam. Para agen penyebab utama vibriosis adalah Vibrio spp, termasuk Vibrio campbellii, V. anguillarum, Vibrio. harveyi, Vibrio alginolyticus, dan Vibrio parahaemolyticus (Lightner 1988; Saulnier et al, 2000).
.Antibiotik, biologis atau zat yang diproduksi secara sintetik bahwa aktivitas antagonis terhadap mikroorganisme layar, digunakan dalam budidaya udang baik untuk terapi dan tujuan profilaksis (Tendencia dan Peña 2001). Dua dari antibiotik yang paling umum digunakan dalam udang oxytetracycline dan oxolinic asam. Oxytetracycline (OTC) adalah
antibiotik spektrum luas yang aktif terhadap berbagai macam spesies termasuk bakteri Gram-negatif dan Grampositive aerobik dan anaerobik bakteri dan mungkin salah satu dari terapi yang paling banyak digunakan dalam akuakultur karena efektivitas keselamatan, relatif, tingkat rendah akumulasi dalam jaringan dapat dimakan, dan waktu jaringan eliminasi pendek (Bray et al. 2006).
OTC juga merupakan salah satu dari empat hanya antimikroba agen disetujui oleh US Food and Drug Administration untuk digunakan dalam makanan ikan dan hanya satu obat tersebut disetujui untuk digunakan dalam invertebrata (Nolan dkk. 2007). Hal ini digunakan dalam pengobatan penyakit bakteri berbagai hewan air dan di peternakan-dibangkitkan udang seperti vibriosis dan nekrosis hepatopancreatitis infeksi (Reed et al. 2004). Pada sisi lain, asam oxolinic (OA), kuinolon, adalah antibiotik efektif terhadap berbagai bakteri Gram-negatif dan terutama bekerja dengan menghambat sintesis bakteri DNA (Pianotti et al. 1968). Hal ini terutama digunakan pada udang pertanian di Asia terutama sebagai pengobatan terhadap vibriosis (Gräslund dan Bengtssona 2001; Tendencia dan Peña 2001; Uno 2004).
Organ limfoid udang dilaporkan menjadi situs utama akumulasi bakteri dan bacteriostasis (Burgents et al. 2005; van de Braak et al. 2002) dan salah satu organ yang berperan dalam penghapusan partikel virus dan lainnya agen infeksius (Hasson et al, 1999;. Duangsuwan et al. 2008).
Microarray telah menjadi alat yang efektif dalam menjelaskan dan memahami mekanisme respon udang terhadap virus dan bakteri infeksi, pengobatan antibiotik, dan bahkan stres lingkungan pada tingkat molekuler. Oleh karena itu jelas bahwa teknik ini akan menjadi alat yang sangat diperlukan dalam penelitian udang di kedua masa depan jangka pendek dan jangka panjang dan harus mengungkapkan informasi terobosan yang dapat menyebabkan untuk aplikasi baru untuk pembangunan berkelanjutan udang budaya dan industri udang pada umumnya.


Kamis, 29 Desember 2011

BIOINFORMATIKA DI BIDANG AKUAKULTUR


SKRINING INDUK UDANG WINDU DENGAN ANALISIS PCR DALAM RANGKA MENUNJANG PROGRAM NSBC

I.              Pendahuluan
Udang merupakan primadona dari sektor perikanan dan sebagai penyumbang devisa terbesar dari sektor non migas, sehingga banyak dibukanya lahan untuk pertambakan tanpa memperhatikan daya dukung lahan. Dampaknya semakin banyak menurunnya kualitas lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap hewan kultivan yang dipelihara maka semakin banyak penyakit yang mengiringinya.
Penyakit yang banyak menyerang pertambakan udang adalah penyakit bercak putih viral ( White Spote Syndrome Virus, WSSV ) yang sampai saat ini belum ada pengobatannya. Cara untuk mengatasi brkembangnya penyakit bercak putih adalah dengan memutuskan sikilus hidup dari virus tersebut dan menerapkan budidaya udang dengan siste tertutup serta menggunakan benih bebas virus/kategori Spesifik Pathogen Free (SPF).
Untuk mendapatkan benih jenis SPF bisa dengan cara skrining dimulai dari induknya. Skrining adalah suatu metode untuk mendapatkan induk yang sehat yang akan dipisahkan dari yang sakit untuk mencegah kemungkinan masuknya penyakit melalui kontaminan induknya dari daerah lain. Tujuan ini adalah untuk mendapatkan induk bebas virus bercak putih.

II.           ISI
Sampel yang digunakan untuk uji coba ini adalah udang windu yang diambil hemolife. Analisis untuk menggunakan metode nested PCR yang meliputi beberapa tahapan, yaiatu ;
1.    Preparasi DNA menggunakab metode fenol.
2.    Preparasi untuk aplikasi PCR menggunakan metode LO at al.
3.    Elektroforesis
Hasil positif ; apabila terdapat perpendaran pita dengan ukuran 1.447 bp dan 941 bp. Hasil negatif pabila tidak terdapat perpandaran pita dengan ukuran 1.447 bp dan 941 bp.

III.        Kesimpulan
Prosedur skrining induk udang windu dengan analisis PCR memberikan hasil yang akurat dan cepat untuk menetukan kesehatan induk yang bebas dari infeksi WSSV.

Kamis, 15 Desember 2011

Sistem Informasi Geografis

 http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/18308217226.pdf

Hasil Resum dari jurnal Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Studi Kesesuain Budidaya Ikan Kerapu Dalam Keramba Jaring Apung Di Perairan Pulau Kambuno Kepulaun Sambilan Kabupaten Sijai :

         Untuk melindungi keberlanjutan dan ketersediaan ikan, maka diperlukan usaha budidaya ikan berupa penggunaan keramba jaring apung (KJA) sebagai wadah pemeliharaan. Kesesuaian perairan untuk penempatan keramba perlu melalui study lapangan dan laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lokasi yang sesuai untuk penempatan keramba jaring apung (KJA) untuk budidaya ikan kerapu dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Grografis. 
           Langkah-langkah analisis data dengan Sistem Informasi Geografis adalah
1. Melakukan digitasi terhadap hasil scanning peta bumi rupa indonesia wilayah Sinjai dan sekitarnya.
2. Melakukan Interpolasi terhadap parameter fisika dan kimia.
3. Melakukan Topologi yakni penyusunan atau pemasukan semua data atribut berupa data kriteria, nilai  skor dan tingkat kesesuaian masing-masing parameter yang ada.
4. Melakukan pemodelan yang meliputi overlay dengan perintah union terhadap
peta tematik yang sudah dalam bentuk data spasial dan lengkap dengan data atributnya.
5.  Melakukan skoring dengan menghitung skor untuk masing-masing parameter kemudian melakukan evaluasi kesesuaian penempatan KJA untuk budidaya ikan.
6. Melakukan penyatuan terhadap nilai atribut yang sama di dalam theme objek yang sama.
7. Menampilkan hasil analisis terhadap kesesuaian lokasi dalam bentuk peta dengan mengikuti kaidah katografi.
        Bedasarkan hasil analisis spasial (overlay) melalui menu groprocessing maka diperoleh peta baru yakni peta kesesuaian lokasi untuk penempatan KJA. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pulau kambuno tergolong dalam kelas cukup sesuai. Hal yang menjadi faktor pembatas dalam penentuan penempatan lokasi budidaya ikan kerapu dalam KJA adalah gelombang. Adapun parameter lain seperti fosfat dan nitrat juga menjadi parameter pembatas, tetapi parameter tersebut tidak besar pengaruhnya karena parameter tersebut dapat berubah setiap saat.
      Perairan pulau Kambuno dapat dijadikan lokasi budidaya ikan Kerapu dalam Karamba Jaring Apung dengan tingkat kesesuain yang berbeda-beda.

Sabtu, 19 November 2011

Bioinformatika

Ledakan informasi dari kemajuan bioteknologi seperti data sekuen DNA dari pembacaan genom, data sekuen dan struktur protein sampai kepada data transkripsi RNA berkat teknologi DNA chip, telah mendorong lahirnya Bioinformatika yang digunakan untuk mengorganisasi dan menganalisa data-data tersebut menjadi sebuah informasi biologis yang bermakna. Bermacam database telah dibuat dan banyak perangkat lunak telah diciptakan yang menunjukkan trend kepada spesialisasi tujuan. Walaupun negara berkembang kurang dapat berpartisipasi dalam eksperimen bioteknologi yang padat informasi untuk pengumpulan informasi dalam database-database itu, peluang untuk memanfaatkannya melalui Bioinformatika terbuka lebar karena sifatnya yang terbuka. Tak disangkal, saat ini adalah jamannya Teknologi Informasi (TI). Berbagai produk dan jasa dalam bidang TI mulai dari komputer pribadi, Internet, handphone, dsb sudah dinikmati oleh masyarakat luas. Dengan itu semua, TI tidak hanya telah membangkitkan gelombang new-economy tapi juga merubah pola pikir sampai kepada gaya hidup manusia modern sehingga serasa hidup dalam “kampung dunia”. Kekuatan inovasi teknologi yang disepadankan dengan TI di masa depan adalah bioteknologi [1]. Bioteknologi modern ditandai dengan kemampuan manusia untuk memanipulasi kode genetik DNA, “cetak biru kehidupan”. Berbagai aplikasinya telah merambah sektor kedokteran, pangan, lingkungan, dsb [2]. Pembacaan sekuen genom manusia oleh perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS) Celera Genomics dalam waktu singkat (beberapa tahun) dibanding usaha konsorsium lembaga riset publik AS, Eropa, dll (lebih dari 10 tahun) a.l. berkat kontribusi TI melalui perangkat komputasinya (perangkat keras maupun lunak). Aplikasi TI dalam bidang biologi/life sciences yang melahirkan bidang Bioinformatika akan menjadi semakin penting di masa depan, tidak hanya mengakselerasi kemajuan bioteknologi namun juga menjembatani dua gelombang ekonomi baru tersebut (TI & bioteknologi). Dalam tulisan ini diulas perkembangan Bioinformatika di dunia dengan didahului oleh latar belakang “ledakan” informasi dalam bioteknologi, kemudian ditutup dengan prediksi prospek Bioinformatika di Indonesia melalui pertanyaan “dari mana kita harus mulai?” Bioteknologi Modern Bioteknologi modern lahir tahun 70-an diawali dengan inovasi ilmuwan AS mengembangkan teknologi DNA rekombinan. Berkat penemuan ini lahirlah perusahaan bioteknologi pertama di dunia, Genentech di AS yang segera memproduksi protein hormon, insulin yang dibutuhkan penderita diabetes, dalam bakteri. Selama ini insulin hanya bisa didapatkan dalam jumlah sangat terbatas dari organ pankreas sapi. Sebagaimana TI, saat ini produk bioteknologi telah mengimbas bahkan kepada kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat seperti pangan, kosmetika, dsb. Ciri dari bioteknologi modern tadi adalah kemampuan pada manipulasi DNA. Rantai/sekuen DNA yang mengkode protein disebut gen. Gen itu ditranskripsikan menjadi mRNA yang selanjutnya mRNA ditranslasikan menjadi protein (Gambar 1). Protein sebagai produk akhir adalah yang bertugas menunjang seluruh proses kehidupan antara lain sebagai katalis reaksi biokimia dalam tubuh (protein ini disebut enzim), ikut serta dalam sistem pertahanan tubuh melawan virus, parasit dll (disebut antibodi), menyusun struktur tubuh dari ujung kaki (otot terbentuk dari protein actin, myosin, dsb) sampai ujung rambut (rambut tersusun dari protein keratin), dll. Arus informasi, DNA -> RNA -> Protein, inilah yang disebut sentral dogma dalam biologi. Hanya 20-an tahun sejak bioteknologi modern lahir, terjadilah ledakan data biologis yang mencengangkan. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi biologi molekuler itu sendiri (misalnya DNA rekombinan, PCR, dsb) dan ditunjang dengan peralatan yang memadai membuat waktu dan biaya lebih pendek/murah. Ledakan awal dimulai dari data DNA (Gambar 2). Tahun 1977 untuk pertamakalinya sekuen DNA satu organisme dibaca secara menyeluruh yaitu pada sejenis virus yang memiliki kurang lebih 5.000 nukleotida/molekul DNA atau sekitar 11 gen. Sekarang sudah ada milyaran data nukleotida tersimpan dalam database DNA, GenBank di AS yang didirikan tahun 1982 [3]. Sekuen seluruh DNA manusia yang terdiri dari 3 milyar nukleotida dirampungkan dalam waktu 3 tahun. Di Indonesia, dengan membayar $15, kita bisa membaca sekuen 500-an nukleotida di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta. Trend yang sama juga nampak pada database lain seperti database sekuen asam amino penyusun protein, database struktur 3D protein, dsb. Inovasi teknologi DNA chip yang dipelopori oleh perusahaan bioteknologi AS, Affymetrix di Silicon Valley telah mendorong munculnya database baru mengenai RNA. Dengan ini, riset tidak dilakukan lagi satu persatu terhadap molekul (DNA/RNA/protein) yang diminati, namun pada keseluruhan/satu set masing-masing molekul (untuk DNA dari gen ke genom, untuk RNA disebut transkriptom dan proteom untuk protein). Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatik ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA. Kemampuan untuk memahami dan memanipulasi kode genetik DNA ini sangat didukung oleh teknologi informasi melalui perkembangan hardware dan soffware. Baik pihak pabrikan sofware dan harware maupun pihak ketiga dalam produksi perangkat lunak. Salah satu contohnya dapat dilihat pada upaya Celera Genomics, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat yang melakukan pembacaan sekuen genom manusia yang secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi sehingga bisa melakukan pekerjaannya dalam waktu yang singkat (hanya beberapa tahun). Perkembangan teknologi DNA rekombinan memainkan peranan penting dalam lahirnya bioinformatika. Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan baru dalam rekayasa genetika organisme yang dikenala bioteknologi. Perkembangan bioteknologi dari bioteknologi tradisional ke bioteknologi modren salah satunya ditandainya dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis DNA organisme, sekuensing DNA dan manipulasi DNA. Sekuensing DNA satu organisme, misalnya suatu virus memiliki kurang lebih 5.000 nukleotida atau molekul DNA atau sekitar 11 gen, yang telah berhasil dibaca secara menyeluruh pada tahun 1977. Kemudia Sekuen seluruh DNA manusia terdiri dari 3 milyar nukleotida yang menyusun 100.000 gen dapat dipetakan dalam waktu 3 tahun, walaupun semua ini belum terlalu lengkap. Saat ini terdapat milyaran data nukleotida yang tersimpan dalam database DNA, GenBank di AS yang didirikan tahun 1982. Bioinformatika ialah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasi untuk mengelola dan menganalisis informasi hayati. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologi, terutama yang terkait dengan penggunaan sekuens DNA dan asam amino. Contoh topik utama bidang ini meliputi pangkalan data untuk mengelola informasi hayati, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan struktur protein atau pun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen. Bioinformatika pertamakali dikemukakan pada pertengahan 1980an untuk mengacu kepada penerapan ilmu komputer dalam bidang biologi. Meskipun demikian, penerapan bidang-bidang dalam bioinformatika seperti pembuatan pangkalan data dan pengembangan algoritma untuk analisis sekuens biologi telah dilakukan sejak tahun 1960an. Kemajuan teknik biologi molekuler dalam mengungkap sekuens biologi protein (sejak awal 1950an) dan asam nukleat (sejak 1960an) mengawali perkembangan pangkalan data dan teknik analisis sekuens biologi. Pangkalan data sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960an di Amerika Serikat, sementara pangkalan data sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970an di Amerika Serikat dan Jerman pada Laboratorium Biologi Molekuler Eropa (European Molecular Biology Laboratory). Penemuan teknik sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970an menjadi landasan terjadinya ledakan jumlah sekuens DNA yang dapat diungkapkan pada 1980an dan 1990an. Hal ini menjadi salah satu pembuka jalan bagi proyek-proyek pengungkapan genom, yang meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan analisis sekuens, dan pada akhirnya menyebabkan lahirnya bioinformatika. Perkembangan jaringan internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Pangkalan data bioinformatika yang terhubungkan melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengumpulkan hasil sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens biologi sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengakses program-program tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya. Dftar Pustaka C. Robbins-Roth (2000) From Alchemy to IPO: The business of biotechnology. Perseus Publishing, New York, USA. http://bioinformatika-q.blogspot.com/

Sabtu, 12 November 2011

NCBI (National Center of Biotechnology Information)

Pengantar Sel-sel penyusun tubuh organisme tidak semuanya sama, melainkan memiliki variasi yang tinggi sesuai dengan fungsi yang diperankannya meskipun kandungan genomiknya sama. Adanya variasi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pola ketersediaan protein pada masing-masing sel, atau dengan kata lain disebabkan karena perbedaan pola ekspresi gen.Ekspresi gen pada dasarnya merupakan suatu proses sintesis protein. Proses ekspresi gen ini ditentukan oleh sel itu sendiri. Jika sel tersebut membutuhkan suatu protein maka gen tertentu akan diekspresikan, namun jika sel tersebut tidak membutuhkan protein maka gen tersebut tidak diekspresikan. Jadi tidak semua gen akan diekspresikan pada saat yang bersamaan namun tergantung dari kebutuhan sel tersebut. Semakin berkembangnya jaman, sekarang ini kita dapat dengan mudah mengetahui segala informasi tentang ekspresi gen dengan menggunaka nsebuah server yang bernama NCBI (National Center of Biotechnology Information), di mana di dalam NCBI dapat kita ketahui tentang informasi kesehatan dan bioteknologi. Data base terus menerus di update sesuai dengan penemuan-penemuan terkini yang menyangkut DNA, protein, senyawa aktif dan taksonomi. NCBI merupakan salah satu bank data gen, protein dan literature khususnya dibidang kesehatan yang terlengkap dan diacu oleh para peneliti di dunia. Tujuan Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengakses NCBI. Isi NCBI (National Center Of Biotechnology Information) merupakan Suatu institusi yang konsen sebagai sumber informasi perkembangan biologi molekuler. NCBI mempunyai keunggulan yaitu, membuat data base dapat diakses oleh publik, merangsang riset biologi terkomputasi, mengembangkan software penganalisis data genome, dan menyebarkan informasi biomedical. Dari semua keunggulan tersebut diharapkan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang proses-proses molekuler yang mempengaruhi manusia dan kesehatannya. Untuk lebih spesifik lagi, NCBI menyediakan kurang lebih dua program untuk membantu dalam pencarian, yaitu BLAST (Basic Local Alligament Search Tools) dan PCR (Polimerase Chain Reaction). BLAST merupakan suatu alat pencari yang dapat menyesuaikan dan mencari sekuen yang mirip dengan sekuen meragukan yang kita miliki melalui perbandingan sekuen melalui GenBank DNA database dalam waktu singkat. Di dalam BLAST (Basic Location Alligament Search tools) terdapat 5 program utama yaitu: 1. Nucleotida blast (blastn): membandingkan suatu sekuens nukleotida yang kita miliki dengan data base sekuen nukleotida. 2. Protein blast (blastp): membandingkan suatu asam amino yang kita miliki dengan data base sekuen protein. 3. Blastx: membandingkan produk translasi konsep 6-frame sebuah sekuen nukleotida (translated nucleotide) yang kita miliki dengan data base sekuen protein. 4. Tblastn: membandingkan suatu sekuen protein yang kita miliki dengan data base sekuen nukleotida yang secara dinamis ditranslasi pada semua pembacaan 6-frame. 5. Tblatsx: membandingkan suatu translasi 6-frame dari nukleotida. Berikut adalah langkah-langkah dalam mengakses NCBI beserta program-progamnya. >NCBI 1. Ketik http://www.ncbi.nlm.nih.gov pada location bar pencarian 2. Pilih preferensi pencarian yang digunakan dan ketik juga molekul yang ingin dicari sebagai kata kunci, kemudian Go 3. Muncul sekuens yang berkaitan dengan molekul yang dicari dan pilih sekuens sesuai kebutuhan. Sekuens dengan kode awal NM menunjukkan sekuens nukleotida, sedangkan NP menunjukkan sekuens protein. >BLAST 1. Buka halaman awal NCBI dan pilih BLAST 2. Pada tampilan BLAST, terdapat beberapa pilihan antara lain untuk nukleotida dan untuk protein (pemilihan sekuens mengikuti langkah-langkah sebelumnya). 3. Klik kolom Allign two or more sequences untuk membandingkan 2 sekuen yang berbeda. Kemudian masukkan sekuen yang dibandingkan ke dalam kolom yang tersedia. 4. Setelah sekuen dimasukkan, klik tanda BLAST pada bagian bawah >PCR 1. Buka website genbank http://www.ncbi.nlm.nih.gov/tools/primer-blast/ 2. Masukkan urutan DNA ke dalam kolom yang telah tersedia, pada bagian akhir klik GET PRIMER 3. Design primer juga dapat deperoleh dengan cara sebagai berikut, setelah diperoleh data nukleotida dari genbank, untuk memperoleh design primer dari sekuen nukleotida tersebut dapat dilakukan dengan memilih Analyzed This Sequence>Pick primer 4. Hasil dari pemilihan tersebut adalah halaman pengisian karakter-karakter primer yang diharapkan, kemudian pada bagian akhir pilih GET PRIMER Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari artikel di atas adalah pembaca mampu mengakses NCBI beserta program-programnya dan lebih memahami NCBI itu sendiri. Sumber http://ritariata.blogspot.com/2010/03/pengenalan-ncbi.html http://brianbio.lecture.ub.ac.id/modul-NCBI-Introduction-BLAST-3D-10-April.html

Kamis, 03 November 2011

*AJAIBNYA TANGAN IBU*

Bismillahirrahmanirrahiim

*Ketika kita lapar...tangan ibu yang menyuap,

*Ketika kita haus...tangan ibu yang memberi minuman,

*Ketika kita menangis...tangan ibu yang mengesat air mata,

*Ketika kita gembira...tangan ibu yang menadah Syukur,memeluk kita erat dengan deraian air mata
bahagia,

*Ketika kita mengantuk...tangan ibu yang meninabobokan dengan penuh kasih sayang,

*Ketika kita mandi...tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan, membersihkan segala kotoran,

*Ketika kita dilanda masalah...tangan ibu yang membelai duka sambil berkata: sabar nak, Sabar ya sayang.

Namun,

**Ketika ibu sudah tua & kelaparan...tiada tangan dari anak yang menyuap,

Dengan tangan yang gemetarr, ibu menyuap sendiri makanan ke mulut dengan linangan air mata,

Ketika ibu sakit...di mana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat kesakitan ibu?

Ketika nyawa ibu terpisah dari jasad...

Ketika jenazah ibu dimandikan...

di mana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu buat kali yang terakhir.

Tangan ibu, tangan ajaib...

Sentuhan ibu, sentuhan kasih...

Membawa ke Syurga Firdaus...

Sayangi dan Cintai ibu kita,

Sebelum ibu pergi bertemu Illahi & takkan kembali lagi...

Semoga Bermanfa'at, insyaAllah

Q adlh rUmput liar, yG t'abaikn...Sndiri menangis di sudut kekecewaan.
Q adlh rUmpt liar,yG TersUngkur sendirian menahan kpedihn...
Q adlh rumpt liar yG kn tetap brthn mskpn prh Q rsakn,krna Q tk mau mti dlm keterpurukan.
Q adlh rumput liar...Yg tkan tumbang oleh tofan.
saat rindu hanya bisa terdiam,aku selalu megingat mu tanpa bisa melupakan..harapan akan hadir mu kembali dalam hidup ku lagi..semua seakan bagai ilusi yang tiada memiliki arti hadir dalam mimpi dan menghilang saat ku sadari...tak bisa ku mengerti mengapa rindu ini tiada akhir terasa di hati...bertanya..salahkah jika kerinduan ku brharap dapat ku rasaku lalui hari tiada bertepi rindu ini..dal...am resah selalu ku Hamparan angkasa takkan sanggup......
Menaungi cahaya hatiku yang t'lah redup.....
Hanyalah cahaya dari sang illahi......
Yang takkan redup nan abadi....